.png)
Flores, Likurai.com– Proyek preservasi jalan nasional ruas Aegela - Batas Kota Ende di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dikerjakan oleh PT. Pandji Bangun Persada - NKT, KSO telah selesai 100%. Provisional Hand Over (PHO) proyek ini telah dilakukan pada 31 Januari 2025.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IV Provinsi NTT, Wilhelmus Sugu Jawa, ST., MT, melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 4.1 Provinsi NTT, Richard Manukoa, S.Tr.T, saat dihubungi oleh wartawan Likurai.com belum lama ini.
Richard Manukoa menjelaskan bahwa proyek preservasi jalan nasional Aegela - Batas Kota Ende dilaksanakan dengan skema kontrak tahun jamak (multi-years contract) yang berlangsung dari tahun 2023 hingga 2024.
"Total panjang jalan yang ditangani dalam proyek ini mencapai 53,43 kilometer, dengan penanganan aspal hotmix sepanjang 15,2 kilometer," ungkap Richard Manukoa.
Ia menambahkan bahwa total anggaran proyek ini mencapai Rp133 miliar lebih, yang bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Meski pekerjaan telah 100% selesai, saat ini kontraktor pelaksana masih bertanggung jawab terhadap masa pemeliharaan. Jika ditemukan kerusakan pada ruas jalan Aegela - Batas Kota Ende, maka pihak kontraktor wajib untuk melakukan perbaikan.
"Saat ini kontraktor fokus pada tahap pemeliharaan. Jika dalam periode pemeliharaan ditemukan kerusakan, maka mereka wajib memperbaikinya," tegas Richard Manukoa.
Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan kelancaran transportasi di wilayah Flores, serta mendukung pertumbuhan ekonomi dan mobilitas masyarakat di NTT khususnya di Pulau Flores.
Panji Setiawan selaku Pimpinan PT Pandji Bangun Persada kepada wartawan mengatakan, keberhasilan PT Pandji Bangun Persada menyelesaikan proyek Preservasi Jalan Nasional Aegela - Batas Kota Ende di Provinsi NTT berkat dukungan penuh dari masyarakat Kabupaten Ende dan Masyarakat Kabupaten Nagekeo, serta berbagai pemangku kepentingan di tingkat daerah maupun Provinsi NTT.
Pandji Setiawan, mengungkapkan bahwa proyek ini merupakan pengalaman pertama perusahaannya dalam mengerjakan proyek infrastruktur di Nusa Tenggara Timur (NTT). Meskipun baru pertama kali beroperasi di wilayah ini, mereka merasakan sambutan yang baik dari masyarakat setempat.
"Selama bekerja di sini, kami tidak mengalami kesulitan. Justru, masyarakat selalu bersikap ramah dan membantu kelancaran proyek ini dari awal hingga selesai," ujar Panji Setiawan saat diwawancarai Likurai.com, Sabtu, 15 Februari 2025.
Ia mengatakan, Salah satu hal yang menarik dalam proyek ini adalah kesadaran tinggi masyarakat terhadap sistem buka-tutup jalan setiap dua jam selama masa pelaksanaan proyek. Masyarakat tidak hanya mematuhi aturan ini, tetapi juga mendukung kelancaran pekerjaan.
Menurut Pandji, hal ini berbeda dibandingkan dengan beberapa daerah lain, di mana penutupan jalan selama 10 menit saja bisa menimbulkan perdebatan.
Namun demikian kata Pandji, proyek ini juga menghadapi beberapa tantangan, terutama dalam hal distribusi peralatan dari luar NTT untuk mendukung proses pembangunan.
Pandji mengatakan NTT memiliki keindahan dan kekayaan alam yang luar biasa. Lanskap yang memukau dengan perpaduan laut dan daratan menjadikan wilayah ini sebagai salah satu daerah terindah di Indonesia.
Saat ini, proyek preservasi jalan tersebut telah memasuki masa pemeliharaan yang akan berlangsung selama satu tahun ke depan. Untuk itu pihaknya berkomitmen untuk memperbaiki jika dalam masa pemeliharaan terdapat kerusakan.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat pengguna Jalan Trans Flores yang telah mendukung proses pelaksanaan Preservasi sejak awal hingga selesai, juga kami berterima kasih kepada Pemerintah Daerah NTT, Forkopimda, BPJN NTT beserta jajarannya atas dukungan yang telah diberikan sehingga proyek ini dapat diselesaikan dengan baik,"katanya. (Yuser)